Bissmillahirahmanirahiim,
Raut wajah manusia kontan membentuk formasi ceria seperti mawar merekah indah ketika telinga mendengar kelahiran dengan selamat dari sang terkasih. Sebaliknya saat telinga mendengar berita kematian yang tersayang, rasanya berita itu bak seperti guntur yang menghujam dada hingga menumpahkan air mata.
Setiap hari kita mendengar kelahiran dan kematian (“ih kae yang mau sensus penduduk ya ^_^”). Ngomong ngomong tentang kelahiran dan kematian, tidakkah manusia berpikir tentang renungan kelahiran, dari mana manusia itu datang hingga tumbuh dan berkembang, dan waktu kematian pun setiap saat siap menerjang. Tdakkah manusia berpikir juga tentang renungan kematian (“eh tapi bukan kae renungan pemakaman dalam serial naruto lho”) kemana ruh pergi?, Continue reading